Ini merupakan kronologis singkat tentang sumbangsih mahasiswa-mahasiswa gunadarma dalam gerakan reformasi,yang didapat dari http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/sugenk/2010/02/12/gerakan-mahasiswa-gunadarma-1997/ semoga sahabat ataupun teman yang mengalami pada era itu, dapat kemabali mengenang dan membandingkan gerakan mahasiswa masa lalu dan sekarang:
29 Apr:
Disaat seluruh kampus di Jakarta mengadakan unjuk rasa menentang 32 tahun kepemimpinan soeharto, saya sebagai salah satu mahasiswa setiap selesai kuliah hanya bisa memantau via TV tentang perkembangan demontrasi di Jakarta, saya masih disibukkan dan menikmati asikinya pelajaran Riset Operasional-Bpk Aris Budi Setyawan. Kampus kami Universitas Gunadarma tidak beraksi. BEM yang di bentuk dari Kampus tidak diperbolehkan turun ke jalan, Isu atau rumor yang berkembang, sebagian saham yang dimiliki yayasan Gunadarma merupakan milik Tutut (Puteri Soeharto), penguasa di Rezim Orde Baru. Karna ada kekecewaan, sebagian mahasiswa bergabung dengan elemen yang ada di luar kampus, Sebut saja: FORKOT, KB UI
02 Mei:
Disaat situasi kian genting, Ada rumor penyerangan massa ke kampus kelapa dua, maka hari itu juga Gunadarma menggelar Mimbar Bebas yang di ikuti ribuan mahasiswanya, di halaman kampus E, kelapa dua, Rektor Universitas Gunadarma ibu Margianti berorasi menyatakan bahwa, Gunadarma tidak ada sangkut pautnya dengan keluarga Cendana.
06 Mei:
BEM Gunadarma mengadakan orasi-orasi di Kampus E kelapa dua, sayangnya BEM tersebut belum berani unjuk gigi dan kekuatan, belum berani ke luar kampus untuk bergabung dengan kawan-kawan yang ada di Jakarta yang lebih dulu menyuarakan aspirasinya di jalan-jalan tidak gentar akan hujaman senjata dan lemparan gas air mata.
12 Mei:
Entah kapan terjadi koordinasi, hari ini, Kamis 12 Mei, sejumlah elemen mahasiswa dari Luar kampus menyusup ke areal kampus Gunadarma, mereka adalah: UI, PANCASILA, ISTN dan JAYABAYA, Saat itu saya sedang kuliah di Kampus E, Gedung 1 Lantai 4, saat melihat dari jendela bentangan pagar betis yang panjang di jalan kelapa dua, saya dan kawan-kawan yang sedang kuliahpun lari keluar untuk bergabung dengan mahasiswa-mahasiwa dari luar kampus, senang sekali rasanya, itulah awal bangkitnya ikatan batin antara mahasiswa.
Massa Gunadarmapun tidak terbendung, Jalan aksess UI di tutup karna bentangan mahasiswa itu berjejal jejal dari Kampus E hingga Kampus G, terharu sekali rasanya, saya pun mencari cari informasi akan dibawa kemana masa sebanyak ini, Oleh gabungan elemen mahasiswa, ternyata massa akan digerakkan menuju kampus JAYABAYA.
Melihat jaket kuning dengan Yel yel nya, kami pun semakin larut dalam semangat perjuangan, “hidup gundar..hidup gundar..”, pekik mahasiswa-mahasiswa gunadarma.
Di depan gerbang kampus G, usaha mahasiswa untuk bergerak maju terhenti oleh hadangan pasukan Brimob kelapa dua, beberapa mahasiswapun berorasi dan menggelar mimbar bebas di gerbang kampus G, keadaan kian memanas, nyali mahasiswa tidak ciut, mahasiswa terus maju merangsak untuk menembus barikade aparat, karna situasi yang tidak terkendali aparat menembakkan senjatanya, sebagian mahasiswa tetap bertahan sebagian lagi lari masuk ke kampus G, aparat kian membabi buta, mahasiswa yang masih bertahan di depan kampus di pukul mundur, serangan gas air mata muncul dari berbagai arah, mahasiswapun tercerai berai, ada yang mundur ke kampus E adapula yang mencoba masuk ke kampus G loncat melalui pagar karena gerbang kampus telah di tutup, usaha aparat untuk membuat chaos gerakan mahasiwa tidak berhenti sampai di situ, aparat melempar gas air mata ke dalam kampus G, mahasiswa yang bertahan di halaman kampus masuk ke gedung satu, tapi karna pekatnya gas airmata gedung 1 dan halaman sekitar tertutup akan asap beracun banyak peralatan kampus yang rusak terinjak injak, sungguh saat itu benar-benar mencekam.
12 MEI:
Di Hari Yang Sama, Jalan Margonda Raya di tutup, Situasi benar benar lumpuh, angkutan tidak ada, telepon terputus, dengan peralatan seadanya mahasiswa pun membuat dapur umum, kampus pun menyediakan media TV untuk bisa di tonton beramai ramai bagaimana kacau nya situasi hari itu.
Terjadi pembakaran dan kerusuhan dimana mana, entah profokosi siapa, Saksi mata mengatakan: Di Jakarta timur, Plasa Yogya Klender, ada sekelompok orang yang tidak di kenal datang, mereka memprovokasi massa untuk berbuat anarkis, dalam hitungan menit Plaza pun terbakar, orang-orang yang di dalam plaza berhamburan keluar, sementara itu massa yang beringas di luar melempari kaca-kaca, mengambil benda yang bukan hak nya. Kerusuhan seperti itu tidak hanya terjadi di Jakarta, tetapi berlaku sama pada daerah-daerah di Indonesia. Data menyebutkan korban yang meninggal pada waktu itu kurang lebih 700 orang, yang menjadi pertanyaan pada saat itu adalah aparat tidak bergerak dan terjadi pembiaran.
Rumor atau isu yang berkembang pada saat itu, ada skenario-skenario yang dapat di kaji, skenario itu antara lain:
· Terjadi akumuluasi ketidakpercayaan terhadap pemerintahan yang ada, masyarakat tidak dapat di kendalikan, kondisi politik panas, ketimpangan perekonomian, kekecewaan dan pelampiasan massa di alihkan pada perusakan asset-aset pemerintah dan asset-aset non-pribumi.
· Ada provokasi untuk mengobarkan kebencian terhadap kaum non-pribumi, yang akhirnya kebencian menyulut menjadi amarah, gedung-gedung BCA di bakar, terjadi ras di mana mana.
· Skenario semua diatas di buat untuk mencemarkan gerakan mahasiswa.
Trisakti Berdarah, Di saat Jakarta di landa huru hara, terjadi penembakan hebat di Universitas Trisakti, aparat sudah kalap, sudah tidak memperhatikan tata acara atau prosedur dalam mengatasi demontrasi, 4 mahasiswa Trisakti meninggal pada hari itu, pergerakan reformasi besarpun di mulai, inilah awal titik bersatunya mahasiswa Indonesia.
14 MEI:
Universitas Gunadarma mulai keluar dari sarang, Seluruh Badan Fakultas rapat untuk mengadakan aksi turun ke jalan, Seluruh elemen mahasiswa Gunadarma yang tergabung di FORKOT dan elemen-elemen lain di tarik kedalam kampus, untuk bergabung dengan BEM Gunadarma, Hidup Gunadarma! Hidup Gunadarma! Akhirnya hari itu juga mereka mulai menyusun strategi bagaimana langkah dan upaya untuk bisa menembus barikade aparat menuju gedung DPR/MPR, “Rapat di adakan di Kampus E, Gedung 3 lt. 1”.
18 MEI:
Masa gunadarma mulai turun kejalan, ribuan mahasiwa di kerahkan menuju gedung DPR/MPR, Arak-arakan bis yang mengangkut mahasiswa penuh sesak, bendara gunadarma berkibar, ada kebanggaan tersendiri pada waktu itu.
Di setiap jalanan di sambut masyarakat, Hidup mahasiswa! Hidup mahasiswa! Kebebasan yang dulu di belenggu berangsur-angsur pudar, masyarakat mulai berani berbicara dan mendukung gerakan-gerakan mahasiwa.
19 MEi:
Massa dari berbagai elemen, berbagai gerakan mahasiswa: FORKOT, FAMRED, FORBES, FRONJA, berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia terus mengalir ke gedung DPR/MPR, begitupun dengan mahasiswa gunadarma, bisa dibuktikan pada saat itu mahasiswa gunadarma yang terbanyak, di setiap lorong, di kubah, di halaman gedung bertebaran mahasiswa gunadarma.
Gedung DPR/MPR menjadi lumpuh, kawasan DPR/MPR menjadi lautan manusia, saat itu masing-masing ruangan Fraksi telah di kuasai mahasiswa. Tidak ketinggalan beberapa tokoh yang popular pada masa itu berorasi: Amien Rais, Megawati, dan beberapa tokoh lain. Masing-masing perwakilan dari perguruan tinggi mendirikan camp camp di area gedung, sambil ber yel yel dengan ciri khas masing-masing.
Lagu yang paling di gemari oleh mahasiswa pada saat itu adalah ORDE LOYO, lagu aslinya adalah lagu “TANJUNG PERAK’ , maap sekedar untuk mengenang beginilah syairnya:
Orde baru… Orde Loyo
DPR nya Bego bego..
Ga berani buka mulut, Bisanya hanya kentut..
Dasar Badut…
Gendut gendut..
20 MEI:
Apa yang diharapkan seluruh mahasiswa tercapai, Soeharto lengser. Sorak sorai dan rasa haru tidak bisa di tahan, kebahagiaan yang tidak bisa di lukiskan dengan kata-kata. Sebagian mahasiswa Gunadarma bertahan dan sebagian mahasiswa Gunadarma pulang dengan kemenangan, di elu elukan, di sambut gegap gempita oleh masyarakat, sungguh perjuangan yang tak sia-sia.
Sumber : http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/sugenk/2010/02/12/gerakan-mahasiswa-gunadarma-1997/
0 komentar:
Posting Komentar