Photobucket

Mei 31, 2010

Aksi hari (tanpa) tembakau sedunia

Posted by nc blogs 00.38, under , | No comments




Ratusan orang yang mengaku sebagai anti rokok menggelar aksi simpatik dengan membagi-bagikan stiker, selebaran yang berisikan tentang bahaya rokok bagi kesehatan. Aksi itu digelar di Bundaran Hotel Indonesia.

Para simpatisan yang menggunakan kaos berwarna biru tersebut membagi-bagikan stiker dan selebaran itu kepada pejalan kaki, pengendara baik yang menggunakan mobil atau sepeda motor.

Aksi itu dilakukan untuk memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Slogan aksi itu adalah saatnya melindungi anak dan perempuan dari bahaya rokok

"Tujuan dari aksi ini adalah untuk menarik perhatian dan menumbuhkan gerakan peduli bahaya rokok bagi kesehatan," kata Kepala Promosi Depkes, Lilik Sulistyowati saat ditemui di Bunderan HI, Jakarta Pusat, Sabtu 29 Mei 2010.

Lilik melanjutkan rokok menyebabkan terjadinya penyakit tidak menular seperti cardiovaskular, struk, kanker paruparu dan juga kanker mulut serta kelainan pada kehamilan. Menurut badan kesehatan dunia (WHO), rokok adalah pembunuh yang akrab di tengah masyarakat. Setiap detiknya setiap orang meninggal karena rokok.

Sedangkan menurut datan Epidemi dunia menunjukkan tembakau membunuh lima juta orang setiap tahunnya. Jika ini terus berlanjut maka dikhawatirkan bahaya rokok di tahun 2020 akan menyebabkan terjadinya sepuluh juta kematian. Dan 70 % kematian itu terjadi di negara yang sedang berkembang.

"Tingginya populasi dan konsumsi rokok menempatkan Indonesia pada urutan ketiga konsumen tembakau atau rokok di dunia. Dengan konsumsi sebanyak 220 milyar batang pertahun 2005," ucapnya.

Mei 29, 2010

Jadwal Lengkap Piala Dunia 2010

Posted by nc blogs 23.22, under | No comments


Berikut jadwal lengkap Piala Dunia 2010, termasuk skema babak gugur hingga final.

adidas Jabulani Official 2010 World Cup Match Ball (adidas)
Hal-Hal Terkait
Oleh Theo Mathias

(Waktu dalam WIB)


Grup A:
11 Juni 2010
21:00 Afrika Selatan v Meksiko, Soccer City, Johannesburg
12 Juni 2010
01:30 Uruguay v Prancis, Cape Town Stadium, Cape Town

17 Juni 2010
01:30 Afrika Selatan v Uruguay, Loftus Versfeld Stadium, Pretoria
17 Juni 2010
18:30 Prancis v Meksiko, Peter Mokaba Stadium, Polokwane

22 Juni 2010
21:00 Meksiko v Uruguay, Royal Bafokeng Stadium, Rustenburg
21:00 Prancis v Afrika Selatan, Free State Stadium, Bloemfontein

Grup B:
12 Juni 2010
18:30 Argentina v Nigeria, Ellis Park Stadium, Johannesburg
21:00 Korea Selatan v Yunani, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth

17 Juni 2010
21:00 Argentina v Korea Selatan, Soccer City, Johannesburg
18 Juni 2010
01:30 Yunani v Nigeria, Free State Stadium, Bloemfontein

23 Juni 2010
01:30 Yunani v Argentina, Peter Mokaba Stadium, Polokwane
01:30 Nigeria v Korea Selatan, Moses Mabhida Stadium, Durban

Grup C:
13 Juni 2010
01:30 Inggris v Amerika Serikat, Royal Bafokeng Stadium, Rustenburg
13 Juni 2010
18:30 Aljazair v Slovenia, Peter Mokaba Stadium, Polokwane

18 Juni 2010
21:00 Inggris v Aljazair, Cape Town Stadium, Cape Town
19 Juni 2010
01:30 Slovenia v Amerika Serikat, Ellis Park Stadium, Johannesburg

23 Juni 2010
21:00 Amerika Serikat v Aljazair, Loftus Versfeld Stadium, Pretoria
21:00 Slovenia v Inggris, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth

Grup D:
13 Juni 2010
21:00 Jerman v Australia, Moses Mabhida Stadium, Durban
14 Juni 2010
01:30 Serbia v Ghana, Loftus Versfeld Stadium, Pretoria

18 Juni 2010
18:30 Jerman v Serbia, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth
19 Juni 2010
18:30 Ghana v Australia, Royal Bafokeng Stadium, Rustenburg

24 Juni 2010
01:30 Australia v Serbia, Mbombela Stadium, Nelspruit
01:30 Ghana v Jerman, Soccer City, Johannesburg

Grup E:
14 Juni 2010
18:30 Belanda v Denmark, Soccer City, Johannesburg
21:00 Jepang v Kamerun, Free State Stadium, Bloemfontein

19 Juni 2010
21:00 Belanda v Jepang, Moses Mabhida Stadium, Durban
20 Juni 2010
01:30 Kamerun v Denmark, Loftus Versfeld Stadium, Pretoria

25 Juni 2010
01:30 Denmark v Jepang, Royal Bafokeng Stadium, Rustenburg
01:30 Kamerun v Belanda, Cape Town Stadium, Cape Town

Grup F:
15 Juni 2010
01:30 Italia v Paraguay, Cape Town Stadium, Cape Town
15 Juni 2010
18:30 Selandia Baru v Slowakia, Royal Bafokeng Stadium, Rustenburg

20 Juni 2010
18:30 Italia v Selandia Baru, Mbombela Stadium, Nelspruit
21:00 Slowakia v Paraguay, Free State Stadium, Bloemfontein

24 Juni 2010
21:00 Paraguay v Selandia Baru, Peter Mokaba Stadium, Polokwane
21:00 Slowakia v Italia, Ellis Park Stadium, Johannesburg

Grup G:
15 Juni 2010
21:00 Brasil v Korea Utara, Ellis Park Stadium, Johannesburg
16 Juni 2010
01:30 Pantai Gading v Portugal, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth

21 Juni 2010
01:30 Brasil v Pantai Gading, Soccer City, Johannesburg
21 Juni 2010
18:30 Portugal v Korea Utara, Cape Town Stadium, Cape Town

25 Juni 2010
21:00 Korea Utara v Pantai Gading, Mbombela Stadium, Nelspruit
21:00 Portugal v Brasil, Moses Mabhida Stadium, Durban

Grup H:
16 Juni 2010
18:30 Spanyol v Swiss, Moses Mabhida Stadium, Durban
21:00 Honduras v Cili, Mbombela Stadium, Nelspruit

21 Juni 2010
21:00 Spanyol v Honduras, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth
22 Juni 2010
01:30 Cili v Swiss, Ellis Park Stadium, Johannesburg

26 Juni 2010
01:30 Swiss v Honduras, Free State Stadium, Bloemfontein
01:30 Cili v Spanyol, Loftus Versfeld Stadium, Pretoria

16 Besar
26 Juni 2010, 21:00
Juara Grup A v Peringkat Kedua Grup B, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth (Partai 49)

27 Juni 2010, 01:30
Juara Grup C v Peringkat Kedua Grup D, Royal Bafokeng Stadium, Rustenburg (Partai 50)

27 Juni 2010, 21:00
Juara Grup D v Peringkat Kedua Grup C, Free State Stadium, Bloemfontein (Partai 51)

28 Juni 2010, 01:30
Juara Grup B v Peringkat Kedua Grup A, Soccer City, Johannesburg (Partai 52)

28 Juni 2010, 21:00
Juara Grup E v Peringkat Kedua Grup F, Moses Mabhida Stadium, Durban (Partai 53)

29 Juni 2010, 01:30
Juara Grup G v Peringkat Kedua Grup H, Ellis Park Stadium, Johannesburg (Partai 54)

29 Juni 2010, 21:00
Juara Grup F v Peringkat Kedua Grup E, Loftus Versfeld Stadium, Pretoria (Partai 55)

30 Juni 2010, 01:30
Juara Grup H v Peringkat Kedua Grup G, Cape Town Stadium, Cape Town (Partai 56)

Perempat-Final
2 Juli 2010, 21:00
Pemenang Partai 53 v Pemenang Partai 54, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth (Partai 57)

3 Juli 2010, 01:30
Pemenang Partai 49 v Pemenang Partai 50, Soccer City, Johannesburg (Partai 58)

3 Juli 2010, 21:00
Pemenang Partai 52 v Pemenang Partai 51, Cape Town Stadium, Cape Town (Partai 59)

4 Juli 2010, 01:30
Pemenang Partai 55 v Pemenang Partai 56, Ellis Park Stadium, Johannesburg (Partai 60)

Semi-final
7 Juli 2010, 01:30
Pemenang Partai 58 v Pemenang Partai 57, Cape Town Stadium, Cape Town (Partai 61)

8 Juli 2010, 01:30
Pemenang Partai 59 v Pemenang Partai 60, Moses Mabhida Stadium, Durban (Partai 62)

Perebutan Juara Ketiga
11 Juli 2010, 01:30
Tim Kalah Partai 61 v Tim Kalah Partai 62, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth (Partai 63)

Final
12 Juli 2010, 01:30
Pemenang Partai 61 v Pemenang Partai 62, Soccer City, Johannesburg (Partai 64)

Mei 22, 2010

21 mei 2010 (12th hari kejatuhan soeharto)

Posted by nc blogs 02.59, under | No comments

Tanpa Persatuan Rakyat Non Kooptasi-Kooperasi Mustahil Kolaborasi Elit/Partai Politik dengan SBY-Budiono dapat Digulingkan!

Dua belas tahun sudah dimana beribu-ribu kekuatan massa turun ke jalan menggulingkan rejim dictator, Soeharto. Hingga kejatuhan Soeharto pada akhir Mei, setidaknya dalam daftar YIP dilaporkan meliputi 850 aksi, sekitar 8 kali lebih besar dari yang terjadi selama seluruh tahun dalam satu dekade terdahulu. Daftarnya meliputi 20 kota saja: Ujung Padang (Sulawesi) 173 demonstrasi, Bandung (Sunda) 130, Jakarta 127, Jogjakarta (Jawa) 108, Surabaya (Jawa) 69, Semarang (Jawa) 52, Medan (Sumatra) 36, Banjarmasin (Kalimantan) 44, Purwokerto (Jawa) 27, Jember (Java) 19, Denpasar (Bali) 18, Kupang (Timor Barat) 14, Bogor (Sunda) 14, Salatiga (Jawa) 13, Mataram (Lombok) 13, Depok (pinggiran Jakarta) 11, dan Bandar Lampung (Sumatra) 10. Tapi demostrasi tersebut terjadi hampir di semua kota besar, dan beberapa kota kecil.(sumber Bangsa yang Belum Selesai, Max Lane).


Betapa hebatnya kekuatan rakyat saat itu. Kekuatan tersebut tidak datang dari langit, tetapi berangkat dari kesadaran rakyat yang resah atas proses demokrasi dan krisis ekonomi politik akibat sistem yang dijalankan rejim Soeharto (baca: kapitalisme) sedang mengalami krisis. Nilai tukar rupiah terhadap dollar tinggi yaitu mencapai Rp 20.000,-/ dollar, harga barang naik, sembako mahal, utang tak mampu terbayar karena habis dikorupsi oleh Soeharto dan kroni-kroninya, isu KKN menjadi santer dikalangan rakyat saat itu hingga bermuara pada penggulingan Soeharto. Orang terkuat No 1 di Indonesia, yang berhasil menumpulkan idiologi, politik, organisasi rakyat selama 32 tahun.

Babak baru Soeharto bermula di tahun 1967. Sejak saat itu arus modal semakin pesat di Indonesia. UU no 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing disahkan di masa orde baru, artinya jalan lapang bagi kapitalis-kapitalis Internasional mulai masuk ke Indonesia untuk meluaskan dan mengakumulasikan modalnya, serta mengeksploitasi sumber daya alam dan rakyat Indonesia yang semakin hancur tenaga produktifnya.

Kebijakan demi kebijakan yang dijalankan tidak lepas dari keterlibatan militer di Indonesia, yang mempunyai kekuasaan yang makin kuat pasca pembantaian jutaan manusia pada peristiwa Gerakan 30 September 1965. Keberadaan militer di Indonesia saat ini bukan lahir dari gerakan kemerdekaan rakyat. Sejarahnya, militer Indonesia lahir dari hasil didikan penjajah Belanda dan Jepang untuk menjadikan militer Indonesia sebagai militer profesional yang dilatih untuk menghadapi rakyat dan berpihak pada penguasa. Lewat program restrukturisasi dan rasionalisasi TNI, milisi-milisi yang dibangun rakyat pada awal kemerdekaan bahkan sempat mengkonsolidasikan diri membentuk organisasi militer yang baku, berhasil disingkirkan oleh militer yang berasal dari PETA, HEIHO, dan KNIL.

Hasilnya, hampir segala aspek kehidupan rakyat berhasil dikuasai militer. Intervensi militer semakin kuat, semakin mendominasi dalam setiap kehidupan sosial, ekonomi, politik dan budaya masyarakat Indonesia. Hal ini yang menjadi landasan adanya pembentukan Dwi Fungsi TNI/Polri, dimana peluang TNI/Polri menguasai aset perekonomian di Indonesia jauh lebih besar dan mandiri ketimbang negara sehingga menjadi dorongan TNI/Polri masuk dalam kekuasaan, masuk dalam ranah politik, penentu kebijakan. Ini yang mendasari seluruh penguasaan aset-aset negara jatuh ke tangan Soeharto dan kroni-kroninya yang didominasi oleh kekuatan militer.

Tidak hanya itu, bentuk lain dari dwi fungsi TNI/Polri terlihat dari dibangunnya struktur Kodam-Korem-Kodim-Koramil-Babinsa. Pembangunan struktur ini dibuat sebagai alat untuk memata-matai/memantau segala gerak gerik, aktifitas, tindakan rakyat sampai struktur administrasi pemerintahan terkecil. Bahkan tidak segan-segan mereka menghabisi/mematikan lawan politik (elit/partai politik lainnya) ataupun organisasi-organisasi rakyat bahkan organisasi perempuan juga dihancurkan bagi yang tidak sejalan dengan kepentingan orba saat itu (kritis terhadap ORBA). Dalam sejarah organisasi perempuan di Indonesia, masa ini dikatakan sebagai awal kematian bagi perjuangan gerakan perempuan di Indonesia karena seluruh gerakan rakyat di pukul mundur oleh rejim orba. Bayangkan saja saat itu hanya boleh didirikan satu organisasi buatan orde baru, dari sektor buruh hanya SPSI, sektor petani hanya HKTI, pemuda dan mahasiswa hanya KNPI, organisasi wartawan hanya PWI, lalu perempuan disatukan dalam dharma wanita, PKK, dharma pertiwi. Ada juga organisasi perempuan Muhammadyah; Aisyah, mereka bisa bertahan karena tidak berposisi tegas terhadap pembantaian perempuan-perempuan GERWANI saat itu, bahkan terkesan cenderung membiarkan peristiwa itu terjadi. Diluar itu, organisasi lain tidak boleh didirikan, karena akan dianggap kontra dengan ORBA. Artinya Dwi Fungsi TNI/Polri mempunyai peran penting atas penumpulan proses demokratisasi yang berlangsung di Indonesia, karena Dwi Fungsi sudah menjadi sistem yang mengakar sejak berpuluh-puluh tahun lamanya.

Pada masa orba, pembangunan yang berlangsung juga berdiri diatas tumpukan utang yang mengalir ke kantong rejim Soeharto dan kroninya yang setia menjadi boneka imprealis, akibatnya jutaan rakyat menderita karena harus menanggung utang najis warisan orba. Mengapa dikatakan najis? Karena sedari awal tujuan dari diberikannya utang ini bukan untuk membantu produktifitas rakyat Indonesia, tetapi bermuara pada kepentingan modal justru dikorupsi oleh Soeharto dan kroninya. Rakyat hanya mendapatkan sedikit dari ceceran utang tersebut. Sampai pada batas tanggal jatuh tempo pembayaran utang, rejim Soeharto tak mampu membayar hingga krisis pun menjadi tak terhindarkan. Merasa kepentingan modalnya dirugikan karena ulah Soeharto dan kroninya, Kapitalis Internasional tidak mau lagi menjadikan Soeharto sebagai “anak emas” nya dengan kata lain ikut mendukung penggulingan Soeharto. Bagi kapitalisme, korupsi hanya akan menghambat proses pengakumulasian modal sehingga harus dihancurkan.

Protes-protes massa atas situasi ekonomi politik saat itu semakin marak. Tuntutan reformasi total menjadi isu utama. Radikalisasi massa sudah tak terhindarkan, sehingga kekuatan militer dan elit/partai politik lainnya harus pandai melihat situasi. Bagi mereka, pilihan untuk tidak lagi mendukung Soeharto melainkan mendukung agenda reformasi menjadi pilihan tepat di tengah krisis politik 98 yang bermuara pada penggulingan kekuasaan ORBA. Atas beberapa landasan itulah kediktatoran soeharto tumbang bahkan mau tidak mau harus jatuh. Tetapi bukan berarti ancaman orba hilang begitu saja. Saat ini, masih ada sisa orba yang dapat berlenggang bebas tanpa takut akan dosa lama yang mereka perbuat. Lihat saja kemunculan Prabowo dengan alat politiknya Gerindra, Wiranto dengan partai Hanuranya, dll yang memanipulasi rakyat lewat program-program politiknya yang “merakyat”. Hal serupa juga dilakukan oleh elit/partai politik hari ini. Ikut terlibat dalam agenda reformasi 98 tetapi justru mereka sendiri yang tidak menepati cita-cita reformasi, gerakan rakyat ditipu oleh kekuatan elit saat itu.
Inilah bentuk tidak konsistennya borjuasi,elit/partai politik terhadap persoalan rakyat. Artinya bukan hanya sisa orba yang menjadi ancaman bagi rakyat Indonesia dalam menjalankan reformasi total, ancaman tersebut juga datang dari kekuatan baru yang memakai baju “reformis” yakni reformis gadungan dan mereka tidak punya posisi tegas atas orba. Lihat saja, Amien Rais, Gus Dur, Megawati yang berposisi tidak tegas terhadap orba dan militer. Mereka tidak setuju pencabutan Dwi Fungsi ABRI secara cepat bahkan memasukkan para tentara (semisal Theo Syafei) dalam jajaran DPP PDI-P, serta tidak ada yang tegas dalam penyelesaian kasus pelanggaran HAM yang terjadi dimasa saat kasus pembantaian jutaan orang di tahun 1965, ORBA, dll. Selain itu tidak jauh berbeda dengan Soeharto, sikap politik reformis-reformis ini juga setia kepentingan modal, dapat dilihat Amien Rais, Megawati Mendukung pasar bebas, dan menudukung pencabutan subsidi BBM, listrik, pupuk, pestisida, pendidikan, dll, yang semua itu menyengsarakan rakyat.

Situasi demokrasi saat ini berbeda dengan yang dijalankan kekuasaan Orba. Demokrasi liberal yang dijalankan rejim SBY-Budiono menciptakan dinamika elit politik yang berlomba-lomba untuk menjadi agen no 1 di Indonesia dengan politik “dagang sapi”nya. Selain itu, bahkan SBY dekat dengan isu keberagaman, walaupun masih ada bentuk-bentuk ketidakdemokratisan seperti pelarangan buku, tidak punya sikap tegas terhadap kasus Ahmaddiyah, dll, namun citra seakan demokratis dimata masyarakat terus dibangun. Inilah demokrasi semu yang dimainkan diatas kolaborasi penguasa no 1 (SBY-Budiono) dengan elit/partai politik lainnya. Jelas, hari ini tidak ada elit/partai politik yang benar-benar membela kepentingan rakyat. Lihat saja situasi kasus Century yang telah bergulir tidak jadi apa-apa dalam penyelesaiannya. Langkah-langkah yang telah ditempuh DPR/MPR hanya memainkan sandiwara politik, seakan ada posisi pro rakyat melawan yang menindas rakyat. Namun sejatinya tindakan politik yang dijalankan elit/partai politik di Indonesia tidak pernah memihak pada kepentingan rakyat melainkan hanya mencari simpatik rakyat agar dapat menjadi kantong suara di ajang pemilihan umum.
Kondisi saat ini memang lebih berat namun tidak boleh menyurutkan propaganda atas kebusukan sistem, penguasa, dan elit/partai politik yang ekonomi politiknya menghamba pada kepentingan modal besar. Di masa orde baru musuh rakyat adalah Soeharto namun dimasa pasca kejatuhan Soeharto sampai pada rejim SBY-Budiono, musuh terhadap rakyat semakin banyak. Melihat sejarah keberlangsungan situasi perkembangan masyarakat Indonesia semakin terlihat siapa musuh rakyat, siapa yang menghambat tenaga produktif rakyat. Mengapa berat? Karena rakyat harus menghadapi 5 musuh rakyat, yaitu imperialis & agen imperialis(SBY-Budiono), sisa orde baru&reformis gadungan, elit politik busuk, militer, dan milisi sipil reaksioner.

Harus optimis untuk menang! hambatan itu bisa dilawan dengan persatuan gerakan rakyat yang non kooptasi& non kooperasi (tidak melebur dan bekerja sama) dengan 5 musuh rakyat tersebut. Tidak ada yang mustahil dalam menyatukan kekuatan-kekuatan rakyat karena keresahan yang terjadi dialami rakyat belakang ini merupakan wujud kongkrit dari ketidak percayaan rakyat pada pemerintahan dan elit/partai politik hari ini. Segera rakyat harus membangun ideologinya, politiknya dan organisasinya serta harus bersatu dengan kekuatan sector rakyat lainnya untuk pembebasan nasional(terlepas dari cengkraman 5 musuh rakyat)! Oleh karena itu tugas kaum yang sadar atas situasi hari ini adalah segera membongkar kebobrokan sistem Kapitalisme yang sudah usang, yang selalu mengaalami krisis agar semakin banyak orang yang berkepentingan terhadap perjuangan menggulingkan sistem kapitalisme dan mengganti dengan sistem yang lebih menyejahterakan seluruh umat manusia (baca: sosialisme) dengan jalan Pembebasan Nasional.

Demi terwujudnya Pembebasan Nasional, maka dalam respon kejatuhan Soeharto ini kami menuntut:
1. LAWAN dan GULINGKAN IMPERIALISME DAN AGEN IMPERIALISME (SBY-BOEDIONO)!!
2. LAWAN DAN GULINGKAN PARLEMEN/ELIT POLITIK BUSUK MUSUH RAKYAT !!
3. LAWAN DAN HANCURKAN MILITERISME!!
4. HANCURKAN SISTEM DWI FUNGSI TNI/POLRI!!
5. TOLAK UTANG NAJIS PENINGGALAN ORBA!!
6. USUT TUNTAS, TANGKAP DAN ADILI PELAKU PELANGGAR HAM!!
7. LIBATKAN RAKYAT DALAM SETIAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN!!

Atas situasi ekonomi politik dari rejim ORBA hingga saat ini, SBY-Budiono: Bukan rakyat penyebab krisis dan tidak akan bisa bahkan jangan sekali-kali bersandar pada kekuatan elit dan musuh rakyat lainnya dalam menyelesaikan persoalan rakyat. Maka jalan keluar politik, kami menyerukan segera:
1. PEMBEBASAN NASIONAL: LAWAN dan GULINGKAN IMPERIALISME DAN AGEN IMPERIALISME (SBY-BOEDIONO) SERTA MUSUH RAKYAT LAINNYA!!
2. BANGUN ORGANISASI DAN GERAKAN YANG NON KOOPTASI-KOOPERASI DARI MUSUH RAKYAT DI SETIAP SEKTOR RAKYAT!!
3. MEMBANGUN PERSATUAN GERAKAN RAKYAT YANG NON KOOPTASI-KOOPERASI DARI MUSUH RAKYAT SEBAGAI EMBRIO PEMERINTAHAN ALTERNATIF (PEMERINTAHAN PERSATUAN RAKYAT)!


Jalan keluar ekonomi yang kami tawarkan untuk mengatasi krisis, menyerukan segera:
1. NASIONALISASI (AMBIL ALIH) INDUSTRI TAMBANG ASING DI BAWAH KONTROL RAKYAT !!
2. BANGUN INDUSTRI NASIONAL DIBAWAH KONTROL RAKYAT!!
3. HAPUS HUTANG LUAR NGERI!!


Mei 18, 2010

Berantas kapitalisme pendidikan

Posted by nc blogs 16.47, under ,, | No comments

Berdasarkan penelitian dari Internasional Labour organization (ILO), 19 persen atau 4, 18 Juta anak usia sekolah di Indonesia ternyata putus sekolah dan menjadi pekerja anak, dan lebih dari 350 ribu anak TKI yang ada di Malaysia tidak mendapatkan akses pendidikan karena orang tua mereka tidak memiliki dokumen dan si anak tidak memiliki kewarganegaraan.

Fasilitas pendidikan pun telah banyak yang rusak, sebagai catatan di Tanggerang 45 persen dari 378 sekolah mengalami kerusakan, di Madiun Jawa Timur dari 475 bangun sekolah yang ada, 121 mengalami kerusakan.

Tidak hanya di daerah, kerusakan sekolah pun terjadi di Jakarta. Ada sekitar 413 sekolah yang rusak, merata di semua wilayah DKI Jakarta. Bila ditotal jumlah sekolah yang rusak se-Indonesia ada sekitar 20.500, dari tingkat SD hingga SMA. Dari semua kerusakan tersebut, pemerintah hanya bisa memperbaiki sebagaian karena keterbatasan dana.

Pendidikan yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah sebagaimana di amanahkan oleh UUD 1945 sangat jauh dari ideal. Anggaran Pendidikan yang diamanahkan sebesar 20 persen dari APBN dan APBD baru dapat direalisasikan pada tahun 2008 dan itu pun dengan aturan sebagaimana diputuskan oleh MK bahwa gaji guru termasuk dalam anggaran tersebut.


Hal yang sangat aneh, anggaran 20 persen bisa habis hanya untuk menggaji guru. Sebagian kecil saja yang dapat dimanfaatkan untuk perbaikan pendidikan Indonesia.

Tidak hanya itu saja, diskriminasi pendidikan pun masih ada, dimana dengan standardisasi sekolah nasional maupun internasional, membuat perbedaan yang sangat besar antar sekolah yang ada, sekolah-sekolah berstandar mendapat bantuan pemerintah lebih besar daripada sekolah yang tidak berstandar.

Sebagai contoh bantuan pemerintah kepada Sekolah Dasar Berstandar Internasional (SDBI) yang mendapat bantuan kepada rintisan SDBI sebesar Rp 500 juta pada tahun pertama, Rp 300 juta pada tahun kedua dan Rp 200 juta pada tahun ketiga. SDBI diharapkan nantinya dimiliki masing-masing kota dan kabupaten minimal satu SD.

Selama masa kampanye Pemilu pun, tidak banyak partai politik yang berbicara tentang konsep-konsep dan kebijakan pendidikan yang akan mereka lakukan apabila nanti mereka memenangkan pemilu.

Para elite politik lebih sibuk mengurus bagaimana cara bisa menjadi RI – 1 daripada mengurus anak bangsa yang tidak dapat bersekolah, tidak dapat menikmati pendidikan hingga jenjang yang paling tinggi, ataupun bersekolah dengan nyaman tidak takut gedung sekolahnya roboh ketika mereka belajar.

Seandainya biaya-biaya kampanye para elite politik itu dikumpulkan - tidak perlu semua, hanya 50 persen dana kampanye mereka - untuk pendidikan, maka berapa juta anak-anak bangsa dapat bersekolah hingga ke jenjang yang lebih tinggi.

Tetapi kenyataannya tidak, yang lebih peduli dengan anak bangsa malahan negara tetangga (Singapura) yang menyediakan dana miliaran dolar untuk memberikan beasiswa kepada anak bangsa yang memiliki kecerdasan lebih.

Kita tidak tahu bagaimana jadinya bangsa ini ketika para elite tidak peduli dengan pendidikan anak bangsa.

Pelajar Islam Indonesia (PII) sebagai organisasi yang konsen akan nasib pelajar dan pendidikan, dengan ini menyatakan sikap:

1. Cabut Undang-undang Badan Hukum Pendidikan (BHP)
2. Tolak Ujian Nasional (UN), berikan hak penilaian hasil belajar kepada guru yang mendidik pelajar.
3. realisasikan anggaran pendidikan 20 persen di luar gaji guru.
4. Sekolah Gratis sampai Perguruan Tinggi.
5. Tolak diskriminasi pendidikan
6. Tolak Calon Presiden yang tidak peduli pada Pendidikan.

Hari-hari esok adalah milik pelajar. Pelajar bersatu memperjuangkan hak-haknya.

Lawan kapitalisme dan liberalisme pendidikan.