Photobucket

Oktober 24, 2011

Emosi jiwa

Posted by nc blogs 22.49, under | No comments


Timotius Adi Tan dalam bukunya Secangkir Sup Bagi Jiwa Anda Seri 2, Mengatakan bahwa kita kelihatan tolol dengan terus menerus berusaha untuk menaklukkan dunia . Sebaliknya, kita akan terlihat lebih bijaksana apabila kita mampu meningkatkan kemampuan pengendalian diri atau penguasaan diri. Betuk tidak?
Kita Ambil contoh nih, Anda tahu dengan Jenghis Khan? Ya, tentu Anda sudah tidak asing dengan sang panglima besar Mongolia pada jaman perang dahulu kala yang tersohor karena kemampuan perangnya.

Bayangkan, seorang panglima perang yang mampu mengalahkan ribuan musuh dan menjadi sangat terkenal, namun pada kenyataannya ia dikalahkan oleh musuh terbesar yang tidak terlihat kasat mata yaitu dirinya sendiri.
Ya…Sang panglima ini harus dikalahkan oleh dirinya sendiri karena telah membunuh sang rajawali setianya hanya karena sang rajawali menyambar pundi air minum secara tiba-tiba saat sang panglima sedang ingin minum dari air sungai yang diambil menggunakan pundi air minum tersebut. Karena hal ini dilakukan berulangkali oleh sang rajawali, akhirnya sang panglima pun tidak mampu mengendalikan kemarahannya lalu dibunuhnya sang rajawali setianya itu dengan sebilah pedang. Matilah sang rajawali itu dihadapannya.
Namun apa yang terjadi kemudian? Sesaat setelah membunuh sang rajawalinya, sang panglima pun berjalan menyusuri sungai hingga akhirnya sampai di mata air sungai tersebut. Betapa terkejutnya saat ingin mengambil air minum di mata air tersebut ternyata ada bangkai manusia yang telah membusuk. Akhirnya dia menjadi sadar bahwa rajawalinya tadi berusaha memberitahukan bahwa air sungai yang akan diminumnya telah tercemar oleh bangkai manusia.
Pengendalian diri atau Penguasaan diri ( Self Regulation ) merupakan satu aspek penting dalam kecerdasan emosi ( Emotional Quotient ). Aspek ini penting sekali dalam kehidupan manusia sebab musuh terbesar manusia bukan berada di luar dirinya, namun justru berada di dalam dirinya sendiri. Dengan demikian, kemana pun seseorang pergi, maka orang tersebut selalu diikuti oleh “Musuh” nya.
Sekalipun terkadang banyak orang berdalih bahwa lingkungannyalah yang membuat tidak bisa berkembang atau lingkungannya pula yang membuat dia stress, namun jika dicermati lebih lanjut, kemungkinan besar aspek penguasaan diri inilah yang belum berkembang secara optimal. Itulah sebabnya, Jack Paar pernah bertutur bijak tentang dirinya sendiri,“Kalau menoleh ke belakang, kehidupan saya rupanya seperti jalan panjang penuh rintangan, dengan diri saya sebagai rintangan utamanya”.
Pengendalian diri atau penguasaan diri merupakan aspek yang perlu dilatih sejak dini. Tidak ada aspek kemampuan untuk menguasai diri yang turun dari langit, melainkan diperoleh dari proses yang panjang dalam pengalaman hidup selama berhubungan dengan orang-orang sekitar. Bahkan dalam sebuah kata bijak tertulis, “Siapa yang menguasai diri ibarat mengalahkan sebuah kota”. Diri yang kita bawa-bawa sekarang ini dapat menguasai kita atau kita yang menguasainya, dapat menjadi sahabat atau malah menjadi lawan. Tergantung pilihan kita menjalani hidup ini.
Ok..sebelum saya akhiri tulisan ini, saya ingin memberikan syair yang bermakna dan dapat menjadi renungan serta instrospeksi diri apabila kita merasa masih ada yang mengganjal dalam diri kita yaitu musuh terbesar kita, “Saya sangat ingin mengetahui wajah musuh saya, sebab tanpa terlihat dia terus-menerus mengikuti saya kemana pun saya pergi. Rencana saya dibatalkannya, bidikan saya digagalkannya, dia menghambat jalan saya maju ke depan. Ketika saya berjuang menuju kesuksesan, dia berkata dengan muram kepada saya,’TIDAK’.
Pada suatu malam saya menangkapnya dan memegangnya erat-erat dan cadarnya saya renggutkan. Akhirnya, saya melihat ke wajahnya.

Oktober 10, 2011

tugas

Posted by nc blogs 08.50, under | No comments

klik disini untuk tugas PENGANTAR GRAFIK KOMPUTER & OLAH CITRA

Oktober 03, 2011

KESETIAAN DAN KEBANGGAAN TERHADAP BAHASA INDONESIA

Posted by nc blogs 06.31, under , | No comments

SAHABAT

Persahabatan atau pertemanan adalah istilah yang menggambarkan perilaku kerja sama dan saling mendukung antara dua atau lebih entitas sosial. Artikel ini memusatkan perhatian pada pemahaman yang khas dalam hubungan antar pribadi. Dalam pengertian ini, istilah "persahabatan" menggambarkan suatu hubungan yang melibatkan pengetahuan, penghargaan dan afeksi. Sahabat akan menyambut kehadiran sesamanya dan menunjukkan kesetiaan satu sama lain, seringkali hingga pada altruisme. selera mereka biasanya serupa dan mungkin saling bertemu, dan mereka menikmati kegiatan-kegiatan yang mereka sukai. Mereka juga akan terlibat dalam perilaku yang saling menolong, seperti tukar-menukar nasihat dan saling menolong dalam kesulitan. Sahabat adalah orang yang memperlihatkan perilaku yang berbalasan dan reflektif. Namun bagi banyak orang, persahabatan seringkali tidak lebih daripada kepercayaan bahwa seseorang atau sesuatu tidak akan merugikan atau menyakiti mereka.

Nilai yang terdapat dalam persahabatan seringkali apa yang dihasilkan ketika seorang sahabat memperlihatkan secara konsisten:

kecenderungan untuk menginginkan apa yang terbaik bagi satu sama lain.

simpati dan empati.

kejujuran, barangkali dalam keadaan-keadaan yang sulit bagi orang lain untuk mengucapkan kebenaran.

saling pengertian.

Seringkali ada anggapan bahwa sahabat sejati sanggup mengungkapkan perasaan-perasaan yang terdalam, yang mungkin tidak dapat diungkapkan, kecuali dalam keadaan-keadaan yang sangat sulit, ketika mereka datang untuk menolong. Dibandingkan dengan hubungan pribadi, persahabatan dianggap lebih dekat daripada sekadar kenalan, meskipun dalam persahabatan atau hubungan antar kenalan terdapat tingkat keintiman yang berbeda-beda. Bagi banyak orang, persahabatan dan hubungan antar kenalan terdapat dalam kontinum yang sama.

Disiplin-disiplin utama yang mempelajari persahabatan adalah sosiologi, antropologi dan zoologi. Berbagai teori tentang persahabatan telah dikemukakan, di antaranya adalah psikologi sosial, teori pertukaran sosial, teori keadilan, dialektika relasional, dan tingkat keakraban. Lihat Hubungan antar-pribadi

sumber : http://wikipedia.com/persahabatan

ANALISIS :

Dari penulisan suatu artikel yang berjudul “Persahabatan” diatas, terdapat beberapa beberapa kata-kata serapan bahasa asing yang memiliki penjelasan tersendiri per kata nya yang digunakan untuk melengkapi artikel tersebut, adapun kata-katanya sebagai berikut : persahabatan, hubungan, pengetahuan, penghargaan, afeksi, altruisme, perilaku, simpati, empati, keintiman, sosiologi, antropologi, zoologi, dialektika
kata asing tersebut umumnya diserap dengan cara diadaptasikan kedalam suatu ucapan bahasa indonesia, Contohnya : Afeksi berasal dari istilah psikologi yang artinya sama dengan Kasih sayang, dan altruisme yang mempunyai arti perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri.

OPINI :

menurut saya bahasa yang digunakan dalam artikel diatas bisa dikatakan baik karena banyak menggunakan kata-kata lokal yang lebih jelas dan terdapat pula bahasa dari serapan bahasa asing didalamnya. Sehingga memudahkan pembaca lebih untuk mengerti maksud dan tujuan artikel tersebut. Maka dari adanya hal tersebut kita dapat menjelaskan bahwa bahasa indonesia akan lebih hidup dan berkembang dengan adanya bahasa-bahasa asing didalamnya, dan bahasa asing pun bisa menberikan warna yg positif didalm suatu bacaan sehingga pada saat kita membaca bahasanya tidak terlalu kaku.