Photobucket

Juni 08, 2011

golongan mahasiswa manakah anda saat ini?

Posted by nc blogs 10.40, under , | No comments



Berbicara mengenai rendahnya minat mahasiswa dalam berorganisasi di kampus, saya teringat buku karangan Fuad Nashori (2010) yang bersubtemakan Menjadi Mahasiswa Sukses. Mahasiswa yang jumlahnya kian hari semakin banyak, dapat dikelompokkan dalam beberapa golongan. Trow dan Clark (Nashori, 2010) mengelompokkan menjadi empat kelompok berdasarkan subkultur atau kebiasaan hidup.

Pertama, subkultur akademik. Mereka mempunyai ciri berorientasi hidup selaras dengan tujuan perguruan tinggi. Kehidupan mereka ini, lebih banyak berada di ruang kuliah, laboratorium, dan perpustakaan. Sebagain dari mereka menyempatkan waktu untuk mengikuti kegiatan-kegiatan non akademik dengan tujuan pengembangan diri. Mereka kurang menyukai kegiatan hura-hura karena dianggapnya cuma membuang-buang waktu.

Kelompok kedua, subkultur vokasioanl. Kelompok ini memandang perguruan tinggi (PT) hanya sebagai ‘tangga’ untuk memasuki dunia kerja, karena mendambakan adanya mobilitas sosial ekonomi yang lebih baik. Yang menjadi sasaran mahasiswa semacam ini adalah cepat lulus dan mendapatkan pekerjaan dengan gaji dan kedudukan yang memuaskan. Beda dengan kelompok yang pertama, kelompok kedua ini tidak memprioritaskan peningkatan kualitas intelektualitasnya.

Kelompok ketiga, subkultur kolegiat. Mahasiswa kelompok ini amat menyukai kegiatan yang berbau hura-hura, olahraga, kesenian, dan banyak terlibat dalam kegiatan sosial walaupun mungkin hanya sebagai ‘penggembira’ saja. Aspek intelektual dan acara-acara serius tak begitu diminati. Untuk masalah kuliah nilai pas-pasan cukup bagi mahasiswa semacam ini.

Kelompok keempat, golongan subkultur non-konformis. Mungkin ini kelompok yang agak langka. Masa kuliah digunakan untuk mengejar hasrat pribadi dalam memahami bidang keilmuan. Mereka memiliki keluasan wawasan. Mempunyai kegandrungan intelektual yang besar. Mempunyai kiat-kiat tersendiri dalam menguatkan kompetensi keilmuan, terutama melalui jalur informal. Justru hal yang formal kurang disukainya. Mahasiswa semacam ini akan mencari pengalaman sebanyak mungkin yang digemarinya. Biasa terlibat dalam organisasi kemahasiswaan di kampus dan cenderung menjadi tokohnya.

Tipe Mahasiswa Paling Sukses

Pertanyaan selanjutnya, kelompok mana yang paling sukses? ada dua ukuran yang dapat digunakan untuk menilai apakah seorang mahasiwa itu telah berhasil atau tidak. Parameter pertama adalah prestasi akademik yang terlihat dari tinggi indeks prestasi (IP) yang dicapai. Benar adanya bahwa mahasiswa yang mempunyai kebiasaan selaras dengan tujuan perguruan tinggi adalah peraih IP tertinggi. Dari hasil penelitian Hodgins dengan menggunakan teori Trow dan Clark (Akhson, 1991: Nashori 2010) diungkap bahwa urutan peraih IP tertinggi adalah kelompok non-konformis, kelompok akademik, kelompok vokasional, dan kelompok kolegiat. Mengapa mahasiswa non-konformis mempunyai IP yang lebih tinggi dibanding mahasiswa akademik?

Di atas telah penulis kemukakan bahwa mahasiswa non-konformis memiliki kecenderungan intelektual yang tinggi. Mereka menempuh cara-cara mendapatkan ilmu secara “luwes”. Mempunyai peluang yang lebih untuk memahami materi kuliah secara mendalam melalui berbagai sumber. Keunggulan kelompok non-konformis ini akan lebih optimal jika dosen menggunakan pendekatan SCL (student centered learning). Karena metode belajar yang bervariasi dalam SCL sangat dirasa mampu menyesuaikan dengan kebiasaan mahasiswa non-konformis. Sehingga dikatakan mahasiswa non-konformis unggul dibanding yang lain, terutama bila pengukuran IP lebih menekankan logika (rasio) dan bukan semata-mata kemampuan ingatan (hafalan). Lain halnya dengan mahasiswa akademik yang hanya tergantung dan mengandalkan pada materi yang diberikan diruang kuliah saja.

Parameter kedua, yaitu dengan melihat kesuksesan hidup. Berbagai studi yang dilakukan para ahli mengungkapkan bahwa prestasi yang tinggi belum tentu berkorelasi dengan kesuksesan di dunia kerja. Sebuah penelitian ditunjukkan oleh Daniel Goleman terhadap 81 orang lulusan paling top dari sejumlah SMTA di Illionois, Amerika Serikat. Penelitian ini mendapati beberapa hal yang baru, diantaranya saat kuliah mereka memperoleh nilai yang memuaskan. Akan tetapi, menjelang usia 30 tahun, dalam kiprah kariernya, tingkat kesuksesannya biasa-biasa saja. Sepuluh tahun setelah lulus SMTA, hanya seperempat dari mereka yang mencapai puncak tangga profesi untuk tingkat usia mereka. Mengapa? Goleman meyakini bahwa kecerdasan akademik perlu ditunjang oleh bekal ‘kecakapan untuk hidup.’ Secara emosional mereka belum cukup dewasa, bahkan masih sering direpotkan oleh pertentangan dalam diri sendiri. Sehinggga, fokus pada pekerjaan kacau, berpikir pun bak ‘benang kusus.’ Kecerdasan emosional yang dimiliki seseorang diperoleh melalui latihan dan pengalaman. Dan ‘orang’ non-konformis, yang gandrung akan keintelektualan, gemar berorganisasi dan mencari pengalaman, dapatlah dipandang mempunyai kemungkinan yang lebih besar menjadi manusia-manusia sukses di masa mendatang.

Mahasiswa dan Kedudukannya di Masyarakat

Mahasiswa menempati kedudukan yang khas (special position) di masyakarat, baik dalam artian masyarakat kampus maupun di luar kampus. Kekhasan ini tampak pada serentetan atribut yang disandang mahasiswa misal: intelektual muda, kelompok penekan (pressure group), agen perubahan (agent of change), dan kelompok anti status quo.

Memang boleh dikatakan bahwa tugas awal mahasiswa adalah menekui bidang keilmuan tertentu dalam lembaga pendidikan formal. Sehingga, tidak jarang kelompok ini sering disebut sebagai ‘golongan intelektual muda’ yang penuh bakat dan potensial. Namun, posisi (dan status) yang demikian itu sudah barang tentu bersifat sementara karena kelak dikemudian hari mereka tidak lagi mahasiswa dan justru menjadi pelaku-pelaku inti dalam kehidupan suatu negara atau masyarakat. Dengan demikian, penulis rasa tak cukup mahasiswa hanya sekedar duduk manis mendengarkan dosen ceramah di kelas. Sudah saatnya mahasiswa mampu menjadi—meminjam istilah Mario Teguh—pribadi-pribadi yang unggul. Hal itu bisa ia lakukan dengan ikut bergabung dalam organisasi-organisasi di kampus. Karena di sanalah, tempat yang dianggap tepat sebagai ‘kawah condrodhimuko’ untuk sekedar sebagai batu loncatan awal. Menjadi mahasiswa sukses. Demikian. Bagaimana menurut Anda?


sumber : http://arisyaoran.wordpress.com

Manfaat Berorganisasi di Kampus

Posted by nc blogs 10.25, under , | No comments



Melatih team work

Apa salah satu modal utama kita untuk bertahan di dunia kerja? Jawabannya:teamwork.Kalau sudah bekerja, kita nggak bisa, tuh, bersikap individualis. Untuk mencapai target perusahaan, para karyawan dituntut untuk saling bekerja sama.

Saat berorganisasi, kita berurusan dengan banyak pihak. Mulai dari temansatu angkatan, band pengisi acara hingga 'musuh' yang kita benci selama ini. Semakin sering kita berhadapan dengan orang berbeda karakter, makin terlatihlah kita untuk bertoleransi demi mencapai target. Nggak egois lagi, deh.

Jaringan luas

Mengikuti satu organisasi saja, contohnya teater, akan memberi kita banyak teman baru dari berbagai jurusan. Jadi kebayang nggak, jika kita berpartisipasi dalam beberapa kegiatan sekaligus? Jumlah teman kita tentunya lebih banyak lagi. Bukan nggak mungkin, kan, nantinya kita bisa mencari peluang kerja dari mereka....

Hobi membawa nikmat

Organisasi kampus bisa kita jadikan saluran pelampiasan hobi. Jika kita suka dan memiliki bakat menyanyi, misalnya, bergabunglah dengan kelompok paduan suara. Selain bisa melakukan hal yang disenangi, kita juga bisa mendapat nilai plus lainnya, yaitu kesempatan unjuk bakat di berbagai festival. Seru, kan, kalau kita bisa tampil di luar kota, bahkan negara tetangga.

Memperkaya CV

Salahsatu pertimbangan perusahaan dalam merekrut karyawan baru adalahpengalamannya dalam berorganisasi. Jadi meski kita berstatus fresh graduate,nggak ada salahnya memperkaya pengalaman. Tapi, pilihlah organisasiyang kita sukai, atau setidaknya yang dapat mendukung karier kita dimasa depan.

Asyik, dapat pacar

Bagi kita yang jomblo, ini dia salah satu sarana untuk mencari gebetan atau pacar. Asyiknya lagi, nih, berhubung tergabung di organisasi yang sama, kita bisa menemukan cowok yang satu hobi dengan kita. Lengkap, deh, kesenangan kita. Hobi tersalurkan, kita pun mendapat pacar yang klop!

Bisnis lancar

Salah satu cara untuk memasarkan barang dagangan kita di kampus adalah mengenalkannya ke banyak orang. Misalnya kita membuka usaha isi ulang pulsa elektronik. Di antara sekian banyak teman organisasi, pasti tiap harinya ada, deh, yang bisa kita tawari isi pulsa. CC


Membingkai Spirit Berorganisasi di Kampus

Posted by nc blogs 10.17, under | No comments



MAHASISWA baru dituntut bisa menyesuaikan diri dengan iklim pendidikan yang sekali berbeda dari sebelumnya. Mereka dituntut bisa mengaktualisasikan diri sepenuhnya. Kemandirian individu sangat ditekankan.

Begitu juga pengenalan dengan istitah “pergerakan” dan organisasi. Itu dimulai sejak mereka menginjakkan kaki di dunia kampus, bahkan sebelum studi dimulai. Dalam ospek, calon intelektual itu diindoktrinasi dengan pengenalan ideologi bahwa mahasiswa adalah agen perubahan sosial. Jadi mahasiswa, tanpa aktif di organisasi tak akan mendapat apa-apa.

Namun ketika masa orientasi usai, mahasiswa yang mau aktif dalam organisasi kampus tetap minim. Berbagai faktor jadi alasan. Misalnya, tidak tahu — mungkin karena keminiman sosialisasi tentang organisasi dan pergerakan kampus atau mahasiswa itu pasif mencari info. Sebagian lain beralasan, semester awal masih pengenalan dunia kampus. Mereka tak menyadari, dengan mengikuti organisasi akan mendapat pengalaman lebih untuk menyesuaikan diri.
Banyak Manfaat Apa pun alasannya, sangat sayang jika mahasiswa hanya belajar — pengecualian bagi yang sambil bekerja ñ dan wira-wiri antara rumah-kampus, kos-kampus layaknya bandul jam, tanpa aktif dalam organisasi kampus. Sebab, sebenarnya, banyak manfaat bisa diperoleh dari keikutsertaan dalam organisasi, antara lain mendapat teman baru serta menjadi bagian dari sejarah masa muda yang tak terlupakan dan bisa diceritakan pada anak cucu kelak.

Di kampus saya, misalnya, saat ini ada 20 organisasi, dari UKM, HMJ, sampai tertinggi BEM. Tahun ini (2010-2011), seluruh organisasi kampus memperoleh anggaran Rp 150 juta. Bukankah sia-sia jika mahasiswa tidak memanfaatkannya?
Namun ternyata minim sekali mahasiswa baru yang ngeh mengenai hal itu. Contoh kecil, ada teman sekelas bertanya, “Majalah ini gratis ya? Dananya dari mana?” Saya menjawab, “Dananya ya dari kamu. Wong kamu sudah bayar kok!”

Manfaat lain bagi mahasiswa dengan berperan aktif dalam organisasi adalah bisa mengaktualisasikan diri dan menempa bakat masing-masing. Mengingat, begitu beragam organisasi ada di kampus, dengan berbagai format dan minat dari dakwah sampai musik, dari nalar sampai rohani. Komplet.

Dengan memperoleh berbagai pelatihan, baik bersifat formal maupun kondisional, kelak pengalaman itu bisa bermanfaat di masyarakat. Jika di kelas mahasiswa menemukan teori, di organisasi akan menemukan fakta atau bahkan uji objektivitas terhadap teori. Jadi, bangku studi saja dikatakan cukup tanpa pengalaman memadai. Karena itulah keaktifan di dunia organisasi sangat perlu, dengan tak menyalahi rule of game dari mahasiswa yang berkewajiban menimba ilmu.

Dengan aktif di organisasi pula, mahasiswa bisa berlatih bertanggung jawab. Itu senada dengan salah satu hadis Nabi yang menyatakan bahwa setiap individu adalah pemimpin dan setiap individu akan dimintai pertanggungjawaban.
Kode Etik Di dalam organisasi ada semacam kode etik bahwa jika seseorang telah berkecimpung, seyogianya bisa total aktif dan secara langsung atau tidak setiap individu mengemban tanggung jawab. Banyaknya manfaat yang bisa diperoleh dari berorganisasi akan meminimalkan keterbelakangan, karena mahasiswa akan mendapat nilai tambah tersendiri.

Karena itu kepasifan berorganisasi selayaknya dikikis dari kultur kampus yang mengedepankan budaya aktif dalam pengembangan akademisi dan kreatifitas individu dan sosial. Jadi, pencapaian pendidikan bisa terwujud secara optimal sehingga mahasiswa, calon sarjana, bisa menjadi individu yang berguna bagi lingkungan sosial.

Itu memang menuntut kesadaran penuh mahasiswa. Berangkat dari hadis Nabi bahwa pemuda pada hari ini adalah pemimpin pada masa depan, selayaknya mahasiswa berlatih dan menempa diri menjadi pemimpin pada kemudian hari. Karena, siapa yang akan memegang tongkat estafet kepemimpinan kelak jika bukan para pemuda saat ini?

Mahasiswa sebagai kaum intelektual hendaknya benar-benar menjadi penggerak perubahan ke arah yang lebih maju. Dan, kini, jika ditanya, mengapa kuliah, maka jawaban klise “untuk masa depan” bisa teraktualisasikan lewat keaktifan dalam berorganisasi. Semoga!

sumber : Suaramerdeka.com

Tips memulai usaha bisnis

Posted by nc blogs 10.05, under , | No comments



Memulai sebuah usaha, entah itu besar atau kecil memang gampang-gampang susah. Apalagi bagi kita yang belum pernah atau belum berpengalaman dalam bisnis. Sehingga tidak jarang ada yang tidak jadi memulai usaha gara-gara terlalu banyak berpikir ini itu. NamunArifin Nova Memberikan Tips dalam Blognya, yang ia beri judul 10 cara mudah mulai usaha.

1. Hobi, adalah cara paling mudah, enjoy dan anda lebih paham dengan bidang yang ditekuni. Contoh: bisnis bunga, bengkel, dan catering.

2. Terdesak kebutuhan, seperti PHK, menganggur, bisnis lesu atau orang tua meninggal, sehingga terpaksa jualan pakaian, kue, koran, dll. Ini adalah cara yang sulit, tetapi dengan kerja keras, sukses adalah mungkin.

3. Diajak teman, keluarga atau kolega untuk ikut MLM. Dengan modal relatif kecil dan sistem network yang baik, anda berpeluang untuk sukses.

4. Inspirasi dari koran, TV, internet, obrolan teman kantor, rumpi-rumpi tetangga atau lagi jalan-jalan sore. Begitu anda melihat “WOW”, langsung anda sulit tidur untuk segera mewujudkan mimpi bisnis anda.

5. Melanjutkan usaha keluarga, sehingga pada akhirnya dengan “tangan dingin” anda bisnis jadi lebih berkembang.

6. Mengisi waktu luang, seperti pensiunan, penulis, dll, lalu membuka toko kelontong, counter voucher HP, refil aqua, dan usaha konsultan.

7. Lihat peluang di tempat kerja, usaha teman, masalah yang berbau bisnis di sekitar rumah anda, seperti usaha laundry, rental PS, cleaning service, dll.

8. Memanfaatkan ilmu dan skill anda, seperti usaha penerjemahan, konsultan properti,toko/service komputer dan bimbingan belajar.

9. Ikut coaching, diklat, training, dan lokakarya, seperti sablon, elektronika dan salon.

10. Tiru bisnis di tempat kerja, lalu buka usaha serupa.

8 kiat menjadi usahawan

Posted by nc blogs 09.23, under , | No comments



1. Kenali Impian Anda

Semua kemudahan dari fasilitas yang kita gunakan saat ini dulunya hanyalah sebuah impian dari orang-orang yang telah menemukan dan menciptakannya. Orang-orang ini mengenali mimpi mereka dan percaya bahwa mimpi-mimpi ini bisa diwujudkan.
“Orang dengan ide baru adalah orang aneh sampai ide tersebut berhasil”. Demikian sebuah ungkapan. Dan orang-orang yang sekarang wujud impiannya sedang kita gunakan, telah rela dianggap aneh dan bahkan dianggap gila.
Karena barangkali bagi mereka, hidup mengejar impian dan menjadi orang seperti yang mereka sendiri inginkan, jauh lebih mulia dan bahagia daripada menjadi orang dan menjalani kehidupan seperti yang orang lain harapkan dan tentukan

2. Ambil Langkah Pertama
Banyak impian hanyalah tinggal impian jika tidak ada tindakan yang diambil untuk membuat impian tersebut terwujud.
Langkah pertama yang paling tepat untuk memulai adalah dengan mengumpulkan informasi yang cukup untuk membuka jalan ke arah impian kita. Namun di era informasi saat ini, sangat mudah untuk terjebak dalam informasi yang salah. Bahkan tidak jarang tersesat dalam belantara informasi.
Terlebih sebagai manuasia kita mudah sekali tergoda pada hal-hal yang kelihatannya serba mudah dan instan.
Karena itu motto kami adalah “Internet Bagaikan Hutan Belantara Yang Tanpa Batas Jadi Pastikan Anda Menginvestasikan Waktu Dan Energi Anda Hanya Pada Yang Memberikan Nilai Kembalian Yang Paling Tinggi Untuk Anda”.

3. Bersedia Belajar
Saat ini banyak sekali orang yang menjadi penganggur berpindidikan. Kenapa? Karena pendidikan saja tidak cukup. Selain berpendidikan kita juga harus memiliki ketrampilan. Telah sangat banyak contoh di dunia ini dimana orang justru menjadi sukses bukan karena pendidikannya tapi karena ketrampilannya.
Karena itu jangan sungkan untuk belajar ketrampilan-ketrampilan baru yang akan semakin mendekatkan anda dengan impian anda. Mungkin tidak akan ada tepuk tangan, pakaian toga atau sertifikat ketika anda telah menguasai ketrampilan bisnis anda. Tapi semua orang tahu, dalam bisnis indikator sukses bukan nilai akademis, tapi nilai saldo.
Namun demikian, jangan jadikan uang sebagai tujuan utama. Karena ketika kita semakin layak untuk menjadi sukses, uang akan mengikuti dengan sendirinya.

4. Ciptakan Sebuah Sistem
Agar mudah mengevaluasi perkembangan bisnis anda. Ciptakan sebuah sistem. Standard Operating Procedure (SOP). Prosedur mengoperasikan televisi paling sederhana misalnya; sambungkan TV ke sumber listrik, tekan tombol power. Jika televisi tidak menyala berarti kemungkinan masalah hanya dua, kalau bukan pada sumber listriknya yang kosong berarti power TV tersebut yang rusak.
Hampir semua intansi dan korporasi besar memiliki SOP untuk mengatur bisnis mereka. SOPlah yang membuat KFC, McDonald, Pizza Hut, Coca-Cola, Pepsi cita rasanya tetap sama di belahan dunia manapun dia dijual.
Di eCerdas, WFD System adalah SOP yang dibuat agar jerih payah yang telah dilakukan untuk megembangkan jaringan tidak perlu lagi dilakukan berulang-ulang.

5. Kembangkan Jaringan
Bisnis tanpa jaringan hanya menjadi bisnis lokal. Dan tidak ada bisnis yang sukses besar tanpa membangun jaringan. Ada orang yang sukses karena jaringan bisnis restorannya, jaringan bisnis real estatenya, jaringan bisnis baksonya dan lain-lain.
Ketika bisnis online hadir, membangun jaringan menjadi lebih mudah. Tidak perlu tanah, gedung dan karyawan. Mengawasinyapun menjadi lebih mudah, tidak perlu pergi-pergi ke luar kota, tidak perlu menstok barang, dijalankan tanpa terikat waktu dan tempat.
Saat ini, siapa yang paling luas dan berkualitas jaringan yang dimilikinya, maka akan semakin sukses dia. Membangun jaringan yang tidak sekedar luas tapi juga berkualiatas adalah salah satu ketrampilan yang paling dibanggakan dan diandalkan oleh entreprenuer manapun.

6. Pengorbanan
Investasi adalah bahasa lain dari pengorbanan. Dimana saat berinvestasi kita rela berkorban untuk tidak membelajakan uang yang kita miliki saat ini demi harapan akan perkembangan hasilnya di masa depan. Demikian juga dalam investasi waktu dan energi.
Tapi sayangnya, sangat jarang orang yang rela berkorban, orang yang bersedia menunda kesenangannya saat ini demi kesenangan yang jauh lebih besar di hari esok hanya karena terbayang-bayang akan resikonya.
Padahal jika pengorbanan itu memang dibutuhkan dalam meraih impiannya, maka kita akan menjalankannya dengan suka cita. Halangan apapun adalah tantangan untuk menjadi lebih kuat, lebih cerdas, lebih berpengalaman dan tentunya untuk menjadi lebih sukses…

7. Konsisten
Ada saat dalam menjalankan bisnis seakan-akan mendadak menjadi buntu. Cahaya gairah yang tadinya terang-benderang tiba-tiba meredup. Baik karena suatu alasan atau bahkan tidak diketahui alasannya kenapa.
Banyak calon-calon bintang berguguran pada fase ini, ketika komitmen mereka diuji, ketika daya tahan fisik dan mentalnya diuji, mereka kalah. Sehingga mereka tidak layak melihat impian mereka menjadi nyata. Yang paling menyedihkan kebanyakan mundur justru ketika impian telah tinggal sejangkauan lagi. “Saat paling gelap di malam hari adalah saat menjelang fajar”, demikian sebuah ungkapan bijak.
Jika langkah anda mulai tersandung, ingatlah kembali impian anda. Bayangkan bagaimana kesengsaraan yang akan anda alami jika impian anda tidak tercapai.

8. Impian Menjadi Nyata
Kini semua perjuangan yang dilakukan untuk meraih impian telah tercapai. Jika ada tetes air mata dan luka di masa lalu, kini menjadi kenangan dan kisah yang manis dan menjadi motivator bagi generasi bintang berikutnya.
Betapa bahagianya menjadi orang seperti yang kita inginkan. Betapa bahagianya dapat menjalani kehidupan sesusai dengan pilihan sendiri. Betapa bahagianya mengetahui bahwa kebahagiaan ini buah dari perjuangan sendiri. Dan yang paling membahagiakan adalah sekarang kita dapat membagi kebahagiaan ini kepada keluarga, orang-orang yang kita cintai, sahabat dan lingkungan kita…
Dan sekarang kita juga sadar bahwa ketika kita bermimpi meraih bintang, dan kita benar-benar telah berjuang untuk mewujudkannya, walau mungkin nanti bintang itu tidak teraih, tapi kita tidak akan sekedar mendapatkan lumpur.