Photobucket

Juni 08, 2011

Membingkai Spirit Berorganisasi di Kampus

Posted by nc blogs 10.17, under | No comments



MAHASISWA baru dituntut bisa menyesuaikan diri dengan iklim pendidikan yang sekali berbeda dari sebelumnya. Mereka dituntut bisa mengaktualisasikan diri sepenuhnya. Kemandirian individu sangat ditekankan.

Begitu juga pengenalan dengan istitah “pergerakan” dan organisasi. Itu dimulai sejak mereka menginjakkan kaki di dunia kampus, bahkan sebelum studi dimulai. Dalam ospek, calon intelektual itu diindoktrinasi dengan pengenalan ideologi bahwa mahasiswa adalah agen perubahan sosial. Jadi mahasiswa, tanpa aktif di organisasi tak akan mendapat apa-apa.

Namun ketika masa orientasi usai, mahasiswa yang mau aktif dalam organisasi kampus tetap minim. Berbagai faktor jadi alasan. Misalnya, tidak tahu — mungkin karena keminiman sosialisasi tentang organisasi dan pergerakan kampus atau mahasiswa itu pasif mencari info. Sebagian lain beralasan, semester awal masih pengenalan dunia kampus. Mereka tak menyadari, dengan mengikuti organisasi akan mendapat pengalaman lebih untuk menyesuaikan diri.
Banyak Manfaat Apa pun alasannya, sangat sayang jika mahasiswa hanya belajar — pengecualian bagi yang sambil bekerja ñ dan wira-wiri antara rumah-kampus, kos-kampus layaknya bandul jam, tanpa aktif dalam organisasi kampus. Sebab, sebenarnya, banyak manfaat bisa diperoleh dari keikutsertaan dalam organisasi, antara lain mendapat teman baru serta menjadi bagian dari sejarah masa muda yang tak terlupakan dan bisa diceritakan pada anak cucu kelak.

Di kampus saya, misalnya, saat ini ada 20 organisasi, dari UKM, HMJ, sampai tertinggi BEM. Tahun ini (2010-2011), seluruh organisasi kampus memperoleh anggaran Rp 150 juta. Bukankah sia-sia jika mahasiswa tidak memanfaatkannya?
Namun ternyata minim sekali mahasiswa baru yang ngeh mengenai hal itu. Contoh kecil, ada teman sekelas bertanya, “Majalah ini gratis ya? Dananya dari mana?” Saya menjawab, “Dananya ya dari kamu. Wong kamu sudah bayar kok!”

Manfaat lain bagi mahasiswa dengan berperan aktif dalam organisasi adalah bisa mengaktualisasikan diri dan menempa bakat masing-masing. Mengingat, begitu beragam organisasi ada di kampus, dengan berbagai format dan minat dari dakwah sampai musik, dari nalar sampai rohani. Komplet.

Dengan memperoleh berbagai pelatihan, baik bersifat formal maupun kondisional, kelak pengalaman itu bisa bermanfaat di masyarakat. Jika di kelas mahasiswa menemukan teori, di organisasi akan menemukan fakta atau bahkan uji objektivitas terhadap teori. Jadi, bangku studi saja dikatakan cukup tanpa pengalaman memadai. Karena itulah keaktifan di dunia organisasi sangat perlu, dengan tak menyalahi rule of game dari mahasiswa yang berkewajiban menimba ilmu.

Dengan aktif di organisasi pula, mahasiswa bisa berlatih bertanggung jawab. Itu senada dengan salah satu hadis Nabi yang menyatakan bahwa setiap individu adalah pemimpin dan setiap individu akan dimintai pertanggungjawaban.
Kode Etik Di dalam organisasi ada semacam kode etik bahwa jika seseorang telah berkecimpung, seyogianya bisa total aktif dan secara langsung atau tidak setiap individu mengemban tanggung jawab. Banyaknya manfaat yang bisa diperoleh dari berorganisasi akan meminimalkan keterbelakangan, karena mahasiswa akan mendapat nilai tambah tersendiri.

Karena itu kepasifan berorganisasi selayaknya dikikis dari kultur kampus yang mengedepankan budaya aktif dalam pengembangan akademisi dan kreatifitas individu dan sosial. Jadi, pencapaian pendidikan bisa terwujud secara optimal sehingga mahasiswa, calon sarjana, bisa menjadi individu yang berguna bagi lingkungan sosial.

Itu memang menuntut kesadaran penuh mahasiswa. Berangkat dari hadis Nabi bahwa pemuda pada hari ini adalah pemimpin pada masa depan, selayaknya mahasiswa berlatih dan menempa diri menjadi pemimpin pada kemudian hari. Karena, siapa yang akan memegang tongkat estafet kepemimpinan kelak jika bukan para pemuda saat ini?

Mahasiswa sebagai kaum intelektual hendaknya benar-benar menjadi penggerak perubahan ke arah yang lebih maju. Dan, kini, jika ditanya, mengapa kuliah, maka jawaban klise “untuk masa depan” bisa teraktualisasikan lewat keaktifan dalam berorganisasi. Semoga!

sumber : Suaramerdeka.com

0 komentar:

Posting Komentar