Bulan Ramadhan 2007 M/1428 H, dimulai tanggal 13 September. Sehari sebelumnya, dalam luapan kegembiraan menyambut Ramadhan, kita dikejutkan dengan terjadinya gempa bumi di Bengkulu dengan intensitas gempa berskala 7,9 Skala Richer. Gempa yang cukup besar dan mengejutkan daerah Bengkulu, Lampung, Padang dan Pulau Sumatera itu ternyata terjadi secara sporadis dan sambung menyambung selama beberapa hari kemudian. Intensitas gempa berubah-ubah, namun meskipun tidak banyak menelan korban Jiwa, tak urung gempa bumi yang terjadi itu menyebabkan berbagai kerugian fisik dengan jumlah kerugian milyaran rupiah. Apa yang bisa ditarik dari kesamaan waktu antara datangnya bulan Ramadhan dan gempa bumi di Sumatera itu? Keduanya sama-sama berada dalam koridor Kekuasan Tuhan yang disebut Rahmat dan Murka.
Sudah menjadi takdir bahwa setiap manusia sesungguhnya lebih mudah diajari dengan contoh yang nyata dan dekat dengan hidup sehari-hari supaya matahatinya lebih mudah terbuka. Demikian juga manusia yang tinggal di Bumi Indonesia yang kompleks ini, yang menurut banyak ahli geologi dikelilingi oleh 129 gunung berapi, dengan 79 diantaranya terhitung gunung aktif. Selain itu, fakta tidak dapat ditolak bahwa wilayah Indonesia termasuk wilayah pertemuan lempeng-lempeng tektonik antar benua yaitu lempeng pasifik, eurasia, dan indo-australia. Belum lagi tambahan yang muncul dari kenyataan geologis kalau wilayah dimana posisi Indonesia berada oleh ahli geologi disebut sebagai zona bayang-bayang Planet Bumi karena pergerakan energi dalam bumi yang bergerak dari Pasifik ke daratan Asia, 80 persennya melalui zona bayang-banyang ini.
Melihat kenyataan demikian, nenek moyang kita dulu sebenarnya akrab benar dengan kegenitan dan keganasan alam dimana ia hidup. Jadi, tidak mengherankan kalau dalam legenda-legenda purba dari Indonesia, semisal Legenda Nyi Loro Kidul sesungguhnya tersirat simbol-simbol kekuatan alam yang belum terpahami. Misalnya, Nyi Loro Kidul boleh jadi suatu kiasan atau metafora yang berhubungan dengan kekuatan-kekuatan dahsyat dari alam yang dapat muncul di sepanjang Palung Jawa di Samudera Indonesia mulai dari ujung Timur sampai Sumatera misalnya gempa bumi yang merusak tanah Jawa maupun Sumatera secara besar-besaran. Dengan ciri seperti itu, maka kisah-kisah kuno dari Indonesia sebenarnya kisah-kisah yang merekam kearifan lokal yang menginformasikan bahwa manusia yang tinggal di Indonesia harus waspada dan jangan lalai dengan keadaan lingkungan hidupnya karena potensi alamnya yang berada di wilayah dinamis.
Pagi ini (21/9), saya kejatuhan email menarik dari milis Smanda-Grage sehubungan dengan gempa-gempa yang belakangan ini terjadi di kawasan Sumatera, yang dimulai sejak tanggal 12 September kemarin. Informasi yang saya terima dari email yang sudah beredar muter ke beberapa milis tersebut mengabarkan kalau Indonesia kemungkinan bakal dilanda gempa dahsyat 9 Skala Richer. Dahsyatttt khan….
Informasi yang konon dilansir dari CNN ini mengisahkan kerja CNN yang melakukan peninjauan khusus bersama Pemburu Gempa dari California Technology Institute (Caltech). Pemburu Gempa ini (ctt: pemburu ini mungkin mirip kaya tim ilmuwan nekat di film TWISTER kali ya) konon kabarnya adalah geolog dari CalTech yang meneliti semua gempa2 yang muncul di Indonesia terutama yang terakhir ini yang katanya mengakibatkan kerak bumi melipat sehingga menimbulkan gempa sekitar 7 SR lebih yang terjadi tanggal 12 September kemarin. Informasi kemudian bergulir bahwa diperkirakan bakal ada gempa berskala 9 di Indonesia. Info yang sempat sekilas saya baca juga di running text sebuah TV berita lokal itu konon kabarnya dilansir oleh CNN pada tanggal 17 September kemarin.
Bagaimana gempa Skala 9 ini bisa muncul di Indonesia sebenarnya bukan hal yang aneh. Apalagi setelah rentetan gempa-gempa yang terjadi sejak tanggal 12 September kemarin. Ada banyak kemungkinan yang dapat terjadi, namun sejauh ini kita tidak dapat memperkirakannya. Setelah gempa bawah laut yang menimbulkan Tsunami dari Samudera Hindia tahun 2004 kemarin, nampaknya selama empat sampai tujuh tahun belakangan ini Indonesia memang menjadi Kawasan Paling Rawan bencana alam di dunia. Dan semua itu tidak lain merupakan suatu tanda-tanda yang merupakan ciri alamiah dari planit Bumi kita ini. Hanya karena kita seringkali mengabaikan gejala alam saja maka semua itu nampak menjadi mengejutkan dan menakutkan. Bagaimana isi email yang menduga kalau Gempa Skala Surat At-Taubah (Surat ke 9 di Al Qur’an yang tidak ada Basmalahnya) dapat terjadi di Indonesia?